Selasa, Juni 02, 2009

Sahabatku yang cantik ^^

Aku siap mendengarmu,saat kau bicara suatu saat tentang sebuah pengakuan, kejujuran..
Ku kan diam, mendengarkan, dan tak kan ku lontarkan komentar sedikitpun..
Berusaha mengerti apa yang kau mau, walaupun tak dapat ku terima..
Kapan kau kan bicara?aku siap kawan..

Untuk: RC

Selasa, Maret 24, 2009

Ini Sebuah Jalan

Sekarang g lagi TGA (tugas akhir), pertama g ngambil topik arsitektur nusantara. Pas preview dosen pembimbing g keberatan dengan pilihan topik g, akhirnya g ngalah n ganti topik jadi arsitektur tropis. G ga yakin bisa selesai papernya, waktunya tinggal sedikit n g ga punya banyak referensi tentang itu (klo arsitektur nusantara ud banyak referensi karena dari awal ud g cari). Skarang uda tanggal 24 Maret, sedangkan kumpul paper tanggal 7 April, bab 2 pun blom slesai. Skarang keraguan g terbukti, g ragu paper ini bisa selesai tepat waktu.
Tapi Tuhan ternyata maha tau apa yang g rasain, air mata di hati g yang ga bisa keluar dari mata telah dihapus-Nya. Barusan g baca blog seseorang yang berisi artikel Pak Tri Harso Karyono (dosen g di BiNus) tentang arsitektur tropis. Di situ tertulis kebanyakan orang jika mendengar arsitektur tropis pasti bayangannya slalu arsitektur tradisional padahal tropis bukan cuma di Indonesia, yang menjadi sasaran arsitektur tropis itu bagaimana pengendalian dan pemanfaatan dari iklim tersebut, dan caranya bisa bermacam2, ga terbatas slama tujuan tersebut tercapai. Hal ini menjadi suatu pencerahan buat g, g ga akan terpaku pada kebiasaan seseorang dlm merancang bangunan tropis, mungkin bisa dibilang lebih kepada inovasi yang baru. G yakin dibalik semua kesulitan g, tekanan waktu, pasti ada sesuatu yang God rencanain buat g. Berjuanglah Herlina! ^^

Kamis, Februari 26, 2009

TGA - Hikmahnya?

Semua ada hikmahnya, memang tak mudah menerima kenyataan, apalagi kenyataan tersebut akan mempengaruhi hidup kita.
Seperti yang terjadi saat ini, dosen pembimbing yang ku pilih tak satupun ku dapatkan. Semua berjalan tidak sesuai keinginan. Kecewa, pasti..
Menggerutu, itulah yang ku lakukan, namun kini ku sadar, pasti ada hikmah di balik semua yang terjadi.
Aku memilih dua dosen yang ku yakini akan memiliki pandangan yang sejalan dan dapat mempermudah langkahku selanjutnya. Namun, seandainya aku mendapatkan kedua dosen tersebut, apakah aku akan berkembang? Apakah aku akan lebih serius berinovasi? Sepertinya tidak, aku hanya akan mengikuti perkataan mereka (karena aku mengagumi mereka), selalu meminta pengarahan sekaligus jawaban. Akhirnya desain ku bukan karya yang murni dari pemikiranku.
Dengan dosen pembimbing yang tak ku inginkan inilah, aku akan lebih giat mencari dan berinovasi, melihat sekeliling dan belajar menjadi positif.
Dosen D dan NN, kini menjadi dosen pembimbing TGA ku.
Dosen yang ku mau adalah I dan WW.
Mereka semua adalah yang terbaik, seseorang telah memilihnya untuk ku.
Saatnya berjuang, menggapai salah satu dari sekian banyak mimpiku.

Salam Perjuangan,

Herlina Eneas

Jumat, Februari 20, 2009

Perjalanan Panjang

Di perjalanan panjang ini
Aku pandangi sawah terhampas luas
Alangkah indahnya ciptaan Tuhan
Maha dasyat perkasa Sang Pencipta
Ku terpesona melihat karya-Nya
Hanya Ia yang mampu
Ya Sang Pencipta
Penyair puisi tiga dimensi
Perajut segala keindahan dunia
Indah-Nya..
Milik-Nya..
Karya-Nya..

Herlina Eneas
OTW k Bali
23 Dec 2007

Bersyukur itu Perlu

Ku sadar ku tak pernah bersyukur
Atas apa yang Ia beri
Tak tahu sudah seberapa besar dosaku
Kini, di saat ku mulai merasakan kehilangan
Ku tak dapat berpaling lagi dari kenyataan
Tempat berlindung ku telah menjadi milik orang
Sekarang menjadi penantian pahit
Bahwa tanah kelahiranku, jerih payah ayahku,
rumah terbaik di Jelambar thn 1985
Akan menjadi kenangan belaka
Merasa tak rela meninggalkannya
Merasa tercabik ketika ku tahu ia akan diperbaharui
Ku tak rela karya arsitektur ayahku
Diubah orang yang tak pahami artinya
Rumah ku rumah hemat energi
Tak perlu kipas maupun lampu pada siang hari
Kini semuanya akan berakhir sudah
Apakah aku boleh berteriak memohon ampun padanya?
Sudah terlambat bagiku
Bubur sudah menjadi air
Tinggallah air itu mengalir dari mataku
Mencoba memendam pedih di hati
Aku menyesal
Aku menyesal
Salah langkah ku kini mengubah hidupku selamanya

My Love


Kepedihan ini semakin terasa
Ketika kau pulang, ku lihat sepi
Bagaikan tak bernyawa lagi tempat ini
Kenapa kau mati?
Kenapa kau diam saja?
Melihat aku yang tak rela?
Kau malah terdiam membisu
Tak bisa kah kau menghiburku?
Besok
Hari pertama
Hari yang tak ku harapkan
Mengapa kau diam saja?
Ketika akan ada yang mengubahmu
Mengapa?
Aku tak dapat lagi merasakan nafasmu
Hembusan angin sejuk yang menerpa wajahku
Aku tak dapat melihat sinar yang kau raih dari langit yang biru
Tak dapat lagi aku rasakan cahaya senja yang kau perlihatkan waktu itu
Kau sangat berarti untukku
Apakah kau tahu?
Ketika aku berjalan mencoba merenung
Dan ku sadar akan kesalahan terbesarku
Dan ku menyesal tak berdaya
Maafkan aku
Aku takkan melupakanmu
Rumahku..Sayangku..

Dunia Ini

Kala ku pandangi sekitarku
Ku rasa indah
Walau tak semuanya indah
Dalam keheningan
Aku mencoba memahami
Apa yang terjadi dengan dunia
Kelak kitakan menyesal
Suatu hari akan datang
Kehancuran karena kita
Mengapa kita hanya terdiam?
Silakan ucapkan..
"Selamat Datang Global Warming"